Wednesday, August 6, 2014

Karya Tulis Ilmiah

1. Pengertian Tulisan Ilmiah
                Ada sementara orang yang masih membedakan antara tulisan dan karangan. Persepsi mereka biasanya mengaitkan kata tulisan dengan hal-hal yang bersifat ilmiah, sedangkan karangan mengacu pada hal-hal yang bersifat  fiktif atau rekaan. Namun sebenarnya makna kata tulisan sama dengan keterangan. Dengan demikian orang yang melakukan kegiatan menulis berarti ia melakukan kegiatan mengarang. Hasil kegiatan menulis atau mengarang ini bagaimana pun bentuknya kita sebut sebagai tulisan atau pun karangan tanpa membedakan itu ilmiah atau pun tidak.
                Tulisan atau karangan pada hakikatnya merupakan organisasi ide atau pesan secara tertulis. Jika kata itu dikaitkan dengan kata ilmiah, maka hasil organisasi ide atau pesan itu disebut tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (keilmiahannya).
Dengan demikian sebuah tulisan dapat disebut tulisan ilmiah apabila:
(1) Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya.
Masalah tersebut hendaknya mampu memberi respon kepada audiens (pembaca) sehingga ia ingin mengetahui pemecahan masalah yang kita kemukakan. Agar pembaca terangsang untuk     membaca apa yang kita tulis, maka hendaknya kita selalu menampilkan persoalan yang menarik dan masih hangat-hangatnya dibicarakan. Setelah kita memberikan masukan masalah yang baru dan segar, kita harus mampu pula berkiat untuk memberikan pemecahan-pemecahan terhadap persoalan yang kini diajukan.
(2) Masalah yang dikemukakan harus objektif.
Sesuai dengan realita yang ada dan bukan semata-mata hasil rekan penulis atau angan-angan yang tanpa didasari landasan berpikir ilmiah.
(3) Tulisan harus lengkap.
Maksudnya semua segi yang terkait dengan masalah yang dibicarakan harus dikemukakan secara lengkap dan jelas dalam tulisan tersebut.
(4) Tulisan harus disusun dengan metode tertentu.
Hal ini harus dilakukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan keobjektifannya.
(5) Tulisan harus disusun menurut sistem tertentu.
Hal ini yang membuat tulisan mudah dimengerti dan berkoherensi (berkesinambungan).

2. Ciri-ciri Tulisan Ilmiah
                Ada beberapa ciri yang menandai sebuah tulisan ilmiah. Ciri-ciri tersebut adalah:
(1) Logis, yakni segala keterangan atau pun informasi yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima dengan akal sehat.
(2) Sistematis, yakni segala yang dikemukakan disusun berdasatkan urutan yang berjenjang dan berkesinambungan .
(3) Objektif, yakni segala keterangan atau informasi yang dikemukakan itu menurut apa adanya dan tidak bersifat fiktif (rekaan).
(4) Tuntas dan menyeluruh, yakni segi-segi masalah yang dikemukakan ditelaah secara lengkap/menyeluruh.
(5) Seksama, yakni berusaha menghindarkan diri dari berbagai kesalahan, betapapun kecilnya.
(6) Jelas, yakni segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
(7) kebenarannya dapat teruji.
(8) Terbuka, artinya sesuatu yang dikemukakan itu dapat berubah seandainya muncul pendapat baru.
(9) Berlaku umum, yakni kesimpulan-kesimpulannya berlaku bagi semua populasinya.
(10) Penyajiannya memperhatikan santun bahasa dan tata tulis yang sudah baku.

3. Syarat-syarat Tulisan Ilmiah
                Hal pokok yang harus diperhatikan dalam tulisan ilmiah adalah tulisan itu harus mampu memberi pemahaman kepada pembaca atas tulisan yang telah dibuat. Untuk mencapai target tulisan ilmiah yang baik, maka tulisan itu harus memenuhi kriteria seperti yang diutarakan oleh Benjamin Frakklin yang disitir Deborah C. Andrews (1978: 68-69), yakni:
                Good writing should procced regularly from things unknown distinctly and clearly without confusion. The words used should be the most expressive that the language affords, provided that they are the most generally understood. Nothing should be expressed in two words that can be as well expressed in one; that is, no synonyms should be used, or very rarely, but the whole should be as short as possible, consistent with clearness; the word should be so placed as to be agreeable to ear in reading; summarily it should be smooth, clear, and short, for the contrary qualities are displeasing.
                Jadi tulisan dapat dianggap baik apabila tulisan itu mampu menjelaskan dari sesuatu yang belum diketahui secara jelas dan ringkas, tanpa membingungkan pembaca. Secara lebih terperinci Andrews (1978:3) mengemukakan lima prinsip dasar sebagai patokan tulisan yang baik yakni:
(1) accurate
(2) clear
(3) concise
(4) conventional
(5) appropriate
Kelima kriteri penulisan yang baik tersebut dapat dijelaskan pada uraian berikut:
(1) Tulisan yang baik bersifat akurat (Good writing is accurate)
     Yang dimaksud dengan akurat disini adalah tulisan itu memberikan gambaran apa adanya tanpa memutarbalikkan fakta. Misalnya, kita menulis tentang kehidupan masyarakat di pedalaman Irian Jaya. Untuk mendapatkan daya yang akurat, kita tidak hanya percaya pada sekelompok orang yang tinggal disana untuk kemudian kita menggali data dengan berbagai cara. Misalnya kita mengadakan wawancara dengan pihak Pemerintah Daerah setempat tentang keadaan desa atau daerah yang akan kita teliti mulai dari tingkat pendidikan sampai ke masalah sosial budaya. Setelah data itu terkumpul, kemudian data itu kita olah dengan disertai referensi-referensi yang mendukung (mulai pendidikan sampai budaya), sehingga akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmuannya.
(2) Tulisan yang baik bersifat jelas (Good writing is clear)
     Tulisan dapat dikatakan jelas apabila isinya dapat dengan mudah dimengerti atau dipahami oleh pembaca. Untuk mencapai kejelasan suatu tulisan, maka penulis harus mampu mengungkapkan idenya dengan bahasa yang baik tanpa menyulitkan pembaca untuk memahaminya, dan agar tidak menimbulkan salah tafsir pembaca terhadap apa yang kita tulis.
(3) Tulisan yang baik bersifat ringkas (Good writing is concise)
     Yang dimaksud dengan ringkas bahwa tulisan itu langsung mengenai ke permasalahan, tanpa memanjanglebarkannya sehingga semakin mengaburkan ide pokoknya. Hal ini dapat ditempuh dengan penggunaan kata-kata, kalimat-kalimat, atau alinea-alinea yang efektif, dan kepiawaian penulis dalam merumuskan ide-idenya dalam suatu kalimat yang efektif dan tersaji dalam alinea yang utuh. Dengan demikian pembaca akan mudah memahami setiap ide yang tertuang dalam setiap alinea, dan pada akhirnya dengan mudah dan cepat bisa memahami tulisan itu secara keseluruhan. Untuk mendalami pemakaian kalimat yang efektif akan dibicarakan tersendiri pada postingan selanjutnya.
(4) Tulisan yang baik bersifat konvensional (Good writing is conventional)
     Konvensional disini artinya konvensional dalam penggunaan bahasa (ejaan, kata, frase, kalimat) dan juga konvensional dalam hal kepenulisan. Konvensional dalam penggunaan bahasa misalnya, bagaimana menuliskan unsur serapan, huruf besar, kata ulang, dan sejenisnya. Sedangkan konvensional dalam hal kepenulisan dapat berupa; bagaimana menyusun sistematika tulisan, bibliografi, catatan kaki (footnote), dan sebagainya.
(5) Tulisan yang baik bersifat padu atau utuh (Good writing is appropriate)
     Yang dimaksud dengan padu atau disini adalah apabila ketiga hal (materi, tujuan, dan pembaca) dapat terjalin dengan baik. Maksudnya, penulis sebagai perantara harus bisa merengkuh materi, bentuk, dan cara mengekspresikan yang bersatu dalam suatu wacana informasi yang tepat dan serasi tentang materi yang ditulisnya dan kepada siapa tulisan itu ditujukan.

4. Bentuk-bentuk Tulisan Ilmiah
    Secara umum tulisan ilmiah dapat dibeda-bedakan berdasarkan tingkatan kajian permasalahan tulisan itu. Ada tulisan yang mengkaji masalah secara sederhana, tetapi ada pula tulisan ilmiah yang mengkaji permasalahan sampai detail. Bandingkan saja kalian masalah antara paper dengan tesis, demikian pula dengan disertasi. Sedang yang termasuk tulisan ilmiah adalah: laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi, buku/diktat.
4.1  Laporan
                Laporan adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah melakukan percobaan, peninjauan, observasi, pembacaan buku (referensi) dan sebagainya. Laporan disusun berdasarkan data yang ada dengan disertai penilaian baik buruknya secara objektif serta saran-saran seperlunya. Hal lain yang harus diperhatikan oleh penulis laporan adalah hendaknya laporan itu dapat mengemukakan permasalahan yang dilaporkan secara benar, jelas, detail dan ringkas.
4.2 Makalah
                Makalah pada dasarnya merupakan tulisan yang berisikan prasaran, pendapat uang turut membahas suatu pokok persoalan yang akan dibacakan dalam rapat kerja, symposium, seminar, dan sejenisnya. Istilah makalah itu sendiri terkadang dikaitkan dengan karya tulis di kalangan siswa/mahasiswa, yakni segala jenis tugas tertulis yang berhubungan dengan bidang studi, hasil pembahasan buku atau tulisan tentang suatu persoalan. Hanya saja penamaan tugas siswa/mahasiswa ini sering dikatakan paper dibandingkan makalah, meski antara keduanya mengandung makna yang sama.
4.3 Skripsi
                Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian ataupun telaah pustaka sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana di jenjang perguruan tinggi dan dipertahankan di depan siding ujuan. Pada waktu dahulu, skripsi digunakan untuk memperoleh gelar sarjana muda (B.A., B.Sc., dan sebagainya). Sedang untuk masa sekarang skripsi merupakan karya ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar sarjana strata satu (S1).
4.4 Tesis
                Tesis merupakan karya ilmiah yang tarafnya lebih dalam dan lebih metodis daripada skripsi. Pada waktu yang lampau pun istilah ini dikaitkan dengan persyaratan pemerolehan gelar sarjana strata satu (S1). Namun sesuai dengan Surat Edaran Bersama antara MENDIKBUD dan Kepala BAKN Nomor 61395/MPK/1987 dan Nomor 21/SE/1987 tertanggal 28 September 1987 ditegaskan bahwa tesis merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar sarjana strata dua (S2). Perbedaan istilah antara skripsi dan tesis ini dimaksudkan untuk menegaskan batas pengertian antara keduanya, dimana sebelumnya istilah ini sering dikacaukan dalam pemakaiannya.
4.5 Disertasi
                Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelat sarjana strata tiga (S3). Disertasi ini ditujukan untuk mencapai gelar Doktor (Dr.), yakni gelat tertinggi yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi. Masalah yang dibahas dalam disertasi ini sudah barang tentu lebih kompleks dan detail dibandingkan dengan tesis maupun skripsi. Sedangkan penulisan disertasi ini dibimbing oleh seorang promotor yang telah berpangkat professor (Prof.).
4.6 Buku/Diktat
                Buku ataupun diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah. Baik buku maupun diktat memberikan informasi yang factual tentang suatu disiplin ilmu. Meski keduanya memberikan data yang tersaji secara sistematis dan metodis, namun antara keduanya terdapat perbedaan yang cukup jelas. Buku ditulis oleh pengarang untuk menjelaskan atau memperkenalkan isinya untuk keadaan yang lebih umum. Buku umumnya dicetak oleh suatu penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam suatu keadaaan tertentu dan untuk mengarahkan proses belajar mahasiswa ataupun siswa. Diktat bisa distensil saja, bukan oleh penerbit, tetapi dalam lingkungan sendiri (Fakultas, Jurusan, Sekolah, dan sebagainya).
                Dalam proses belajar mengajar, apabila sudah tersedia buku, sebaiknya kita menggunakan buku tersebut dan kita cukup membuat lembat edar (hand-out) sebagai tambahan materi dan penjelasan riil dari informasi buku yang telah tersedia. Tetapi apabila buku pokok tidak tersedia, maka kita dapat menyusun diktat sebagai media bantu dalam proses belajar mahasiswa maupun siswa.
   
 

No comments:

Post a Comment