1. Pengertian Tulisan Ilmiah
Ada
sementara orang yang masih membedakan antara tulisan dan karangan. Persepsi
mereka biasanya mengaitkan kata tulisan dengan
hal-hal yang bersifat ilmiah, sedangkan karangan
mengacu pada hal-hal yang bersifat fiktif atau rekaan. Namun sebenarnya makna kata tulisan sama dengan
keterangan. Dengan demikian orang yang melakukan kegiatan menulis berarti ia melakukan kegiatan mengarang. Hasil kegiatan menulis atau mengarang ini bagaimana pun
bentuknya kita sebut sebagai tulisan atau pun karangan tanpa membedakan itu
ilmiah atau pun tidak.
Tulisan
atau karangan pada hakikatnya merupakan organisasi ide atau pesan secara
tertulis. Jika kata itu dikaitkan dengan kata ilmiah, maka hasil organisasi ide atau pesan itu disebut tulisan
ilmiah. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
(keilmiahannya).
Dengan demikian sebuah tulisan dapat disebut tulisan ilmiah
apabila:
(1) Mengandung suatu
masalah beserta pemecahannya.
Masalah tersebut hendaknya mampu memberi respon kepada
audiens (pembaca) sehingga ia ingin mengetahui pemecahan masalah yang kita
kemukakan. Agar pembaca terangsang untuk
membaca apa yang kita tulis, maka hendaknya kita selalu menampilkan
persoalan yang menarik dan masih hangat-hangatnya dibicarakan. Setelah kita memberikan
masukan masalah yang baru dan segar, kita harus mampu pula berkiat untuk
memberikan pemecahan-pemecahan terhadap persoalan yang kini diajukan.
(2) Masalah yang
dikemukakan harus objektif.
Sesuai dengan realita yang ada dan bukan semata-mata hasil
rekan penulis atau angan-angan yang tanpa didasari landasan berpikir ilmiah.
(3) Tulisan harus
lengkap.
Maksudnya semua segi yang terkait dengan masalah yang
dibicarakan harus dikemukakan secara lengkap dan jelas dalam tulisan tersebut.
(4) Tulisan harus
disusun dengan metode tertentu.
Hal ini harus dilakukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya dan keobjektifannya.
(5) Tulisan harus
disusun menurut sistem tertentu.
Hal ini yang membuat tulisan mudah dimengerti dan
berkoherensi (berkesinambungan).
2. Ciri-ciri Tulisan Ilmiah
Ada
beberapa ciri yang menandai sebuah tulisan ilmiah. Ciri-ciri tersebut adalah:
(1) Logis, yakni
segala keterangan atau pun informasi yang disajikan memiliki argumentasi yang
dapat diterima dengan akal sehat.
(2) Sistematis,
yakni segala yang dikemukakan disusun berdasatkan urutan yang berjenjang dan
berkesinambungan .
(3) Objektif,
yakni segala keterangan atau informasi yang dikemukakan itu menurut apa adanya
dan tidak bersifat fiktif (rekaan).
(4) Tuntas dan
menyeluruh, yakni segi-segi masalah yang dikemukakan ditelaah secara
lengkap/menyeluruh.
(5) Seksama, yakni
berusaha menghindarkan diri dari berbagai kesalahan, betapapun kecilnya.
(6) Jelas, yakni
segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
(7) kebenarannya dapat
teruji.
(8) Terbuka,
artinya sesuatu yang dikemukakan itu dapat berubah seandainya muncul pendapat
baru.
(9) Berlaku umum,
yakni kesimpulan-kesimpulannya berlaku bagi semua populasinya.
(10) Penyajiannya
memperhatikan santun bahasa dan tata tulis yang sudah baku.
3. Syarat-syarat Tulisan Ilmiah
Hal
pokok yang harus diperhatikan dalam tulisan ilmiah adalah tulisan itu harus
mampu memberi pemahaman kepada pembaca atas tulisan yang telah dibuat. Untuk
mencapai target tulisan ilmiah yang baik, maka tulisan itu harus memenuhi
kriteria seperti yang diutarakan oleh Benjamin Frakklin yang disitir Deborah C.
Andrews (1978: 68-69), yakni:
Good writing should procced regularly from
things unknown distinctly and clearly without confusion. The words used should
be the most expressive that the language affords, provided that they are the
most generally understood. Nothing should be expressed in two words that can be
as well expressed in one; that is, no synonyms should be used, or very rarely,
but the whole should be as short as possible, consistent with clearness; the
word should be so placed as to be agreeable to ear in reading; summarily it
should be smooth, clear, and short, for the contrary qualities are displeasing.
Jadi
tulisan dapat dianggap baik apabila tulisan itu mampu menjelaskan dari sesuatu
yang belum diketahui secara jelas dan ringkas, tanpa membingungkan pembaca.
Secara lebih terperinci Andrews (1978:3) mengemukakan lima prinsip dasar
sebagai patokan tulisan yang baik yakni:
(1) accurate
(2) clear
(3) concise
(4) conventional
(5) appropriate
Kelima kriteri penulisan yang baik tersebut dapat dijelaskan
pada uraian berikut:
(1) Tulisan yang baik bersifat akurat (Good writing is
accurate)
Yang dimaksud
dengan akurat disini adalah tulisan itu memberikan gambaran apa adanya tanpa
memutarbalikkan fakta. Misalnya, kita menulis tentang kehidupan masyarakat di
pedalaman Irian Jaya. Untuk mendapatkan daya yang akurat, kita tidak hanya
percaya pada sekelompok orang yang tinggal disana untuk kemudian kita menggali
data dengan berbagai cara. Misalnya kita mengadakan wawancara dengan pihak
Pemerintah Daerah setempat tentang keadaan desa atau daerah yang akan kita
teliti mulai dari tingkat pendidikan sampai ke masalah sosial budaya. Setelah
data itu terkumpul, kemudian data itu kita olah dengan disertai
referensi-referensi yang mendukung (mulai pendidikan sampai budaya), sehingga
akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/keilmuannya.
(2) Tulisan yang baik bersifat jelas (Good writing is clear)
Tulisan dapat
dikatakan jelas apabila isinya dapat dengan mudah dimengerti atau dipahami oleh
pembaca. Untuk mencapai kejelasan suatu tulisan, maka penulis harus mampu
mengungkapkan idenya dengan bahasa yang baik tanpa menyulitkan pembaca untuk
memahaminya, dan agar tidak menimbulkan salah tafsir pembaca terhadap apa yang
kita tulis.
(3) Tulisan yang baik bersifat ringkas (Good writing is
concise)
Yang dimaksud
dengan ringkas bahwa tulisan itu langsung mengenai ke permasalahan, tanpa
memanjanglebarkannya sehingga semakin mengaburkan ide pokoknya. Hal ini dapat
ditempuh dengan penggunaan kata-kata, kalimat-kalimat, atau alinea-alinea yang
efektif, dan kepiawaian penulis dalam merumuskan ide-idenya dalam suatu kalimat
yang efektif dan tersaji dalam alinea yang utuh. Dengan demikian pembaca akan
mudah memahami setiap ide yang tertuang dalam setiap alinea, dan pada akhirnya
dengan mudah dan cepat bisa memahami tulisan itu secara keseluruhan. Untuk
mendalami pemakaian kalimat yang efektif akan dibicarakan tersendiri pada
postingan selanjutnya.
(4) Tulisan yang baik bersifat konvensional (Good writing is
conventional)
Konvensional
disini artinya konvensional dalam penggunaan bahasa (ejaan, kata, frase,
kalimat) dan juga konvensional dalam hal kepenulisan. Konvensional dalam
penggunaan bahasa misalnya, bagaimana menuliskan unsur serapan, huruf besar,
kata ulang, dan sejenisnya. Sedangkan konvensional dalam hal kepenulisan dapat
berupa; bagaimana menyusun sistematika tulisan, bibliografi, catatan kaki
(footnote), dan sebagainya.
(5) Tulisan yang baik bersifat padu atau utuh (Good writing is appropriate)
Yang dimaksud
dengan padu atau disini adalah apabila ketiga hal (materi, tujuan, dan pembaca)
dapat terjalin dengan baik. Maksudnya, penulis sebagai perantara harus bisa
merengkuh materi, bentuk, dan cara mengekspresikan yang bersatu dalam suatu
wacana informasi yang tepat dan serasi tentang materi yang ditulisnya dan
kepada siapa tulisan itu ditujukan.
4. Bentuk-bentuk Tulisan Ilmiah
Secara umum
tulisan ilmiah dapat dibeda-bedakan berdasarkan tingkatan kajian permasalahan
tulisan itu. Ada tulisan yang mengkaji masalah secara sederhana, tetapi ada
pula tulisan ilmiah yang mengkaji permasalahan sampai detail. Bandingkan saja
kalian masalah antara paper dengan tesis, demikian pula dengan disertasi. Sedang
yang termasuk tulisan ilmiah adalah: laporan,
makalah, skripsi, tesis, disertasi, buku/diktat.
4.1 Laporan
Laporan
adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah melakukan percobaan,
peninjauan, observasi, pembacaan buku (referensi) dan sebagainya. Laporan disusun
berdasarkan data yang ada dengan disertai penilaian baik buruknya secara objektif
serta saran-saran seperlunya. Hal lain yang harus diperhatikan oleh penulis
laporan adalah hendaknya laporan itu dapat mengemukakan permasalahan yang
dilaporkan secara benar, jelas, detail dan ringkas.
4.2 Makalah
Makalah
pada dasarnya merupakan tulisan yang berisikan prasaran, pendapat uang turut membahas
suatu pokok persoalan yang akan dibacakan dalam rapat kerja, symposium,
seminar, dan sejenisnya. Istilah makalah itu sendiri terkadang dikaitkan dengan
karya tulis di kalangan siswa/mahasiswa, yakni segala jenis tugas tertulis yang
berhubungan dengan bidang studi, hasil pembahasan buku atau tulisan tentang suatu
persoalan. Hanya saja penamaan tugas siswa/mahasiswa ini sering dikatakan paper dibandingkan makalah, meski antara
keduanya mengandung makna yang sama.
4.3 Skripsi
Skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian ataupun telaah
pustaka sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana di jenjang perguruan
tinggi dan dipertahankan di depan siding ujuan. Pada waktu dahulu, skripsi
digunakan untuk memperoleh gelar sarjana muda (B.A., B.Sc., dan sebagainya). Sedang
untuk masa sekarang skripsi merupakan karya ilmiah untuk memenuhi salah satu
persyaratan mencapai gelar sarjana strata satu (S1).
4.4 Tesis
Tesis
merupakan karya ilmiah yang tarafnya lebih dalam dan lebih metodis daripada
skripsi. Pada waktu yang lampau pun istilah ini dikaitkan dengan persyaratan
pemerolehan gelar sarjana strata satu (S1). Namun sesuai dengan Surat Edaran
Bersama antara MENDIKBUD dan Kepala BAKN Nomor 61395/MPK/1987 dan Nomor
21/SE/1987 tertanggal 28 September 1987 ditegaskan bahwa tesis merupakan karya
tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar sarjana
strata dua (S2). Perbedaan istilah antara skripsi dan tesis ini dimaksudkan
untuk menegaskan batas pengertian antara keduanya, dimana sebelumnya istilah
ini sering dikacaukan dalam pemakaiannya.
4.5 Disertasi
Disertasi
merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai
gelat sarjana strata tiga (S3). Disertasi ini ditujukan untuk mencapai gelar
Doktor (Dr.), yakni gelat tertinggi yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi.
Masalah yang dibahas dalam disertasi ini sudah barang tentu lebih kompleks dan
detail dibandingkan dengan tesis maupun skripsi. Sedangkan penulisan disertasi
ini dibimbing oleh seorang promotor yang telah berpangkat professor (Prof.).
4.6 Buku/Diktat
Buku
ataupun diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah. Baik buku maupun diktat
memberikan informasi yang factual tentang suatu disiplin ilmu. Meski keduanya
memberikan data yang tersaji secara sistematis dan metodis, namun antara
keduanya terdapat perbedaan yang cukup jelas. Buku ditulis oleh pengarang untuk
menjelaskan atau memperkenalkan isinya untuk keadaan yang lebih umum. Buku umumnya
dicetak oleh suatu penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam suatu keadaaan
tertentu dan untuk mengarahkan proses belajar mahasiswa ataupun siswa. Diktat bisa
distensil saja, bukan oleh penerbit, tetapi dalam lingkungan sendiri (Fakultas,
Jurusan, Sekolah, dan sebagainya).
Dalam
proses belajar mengajar, apabila sudah tersedia buku, sebaiknya kita
menggunakan buku tersebut dan kita cukup membuat lembat edar (hand-out) sebagai
tambahan materi dan penjelasan riil dari informasi buku yang telah tersedia. Tetapi
apabila buku pokok tidak tersedia, maka kita dapat menyusun diktat sebagai
media bantu dalam proses belajar mahasiswa maupun siswa.